KEMBALI KE HOME

Senin, 24 Juni 2013

Curahan Hati Sang Pemimpi

Kuwait 25June2013/16 Syaban 1434H

Menginjak umur saya yang ke 6 tahun, waktu itu pula saya dikenal kan oleh bapak saya dengan sebuah Juz Amma, sebuah buku yang berisi Al Quran Surat-surat  pendek dan beberapa cara membaca Al Quran dari mulai Huruf Hijaiyah (waktu itu belum ada buku IQRA) sungguh beruntung saya mempunyai Orang Tua yang mempunyai keinginan dan waktu untuk mengenalkan Islam sedari dini kepada anaknya . Setiap selesai Shalat magrib biasa nya kami bergelut dengan Juz Amma, dengan terbata-bata saya  mencoba melafalkan satu persatu huruf Hijaiyah. Perlahan dengan pasti dan penuh kesabaran bapak saya mengajarkan satu persatu huruf Hijaiyah, tentu saja huruf yang pertama saya kenal adalah Alif, dengan alif ini lah saya bermula bercengkrama dengan yang namanya Al Quran, Kitab Suci Agama Islam, Kitab sebagai penyempurna Kitab terdahulu. Lalu setelah mahir dengan huruf maka fase selanjutnya adalah belajar kata perkata, sampai hari demi hari bulan demi bulan akhirnya saya lulus tes di Buku Juz Azma. 

Saatnya saya memulai dengan Al Quran yang sebenarnya, dengan dihadiahi sebuah Mushaf Al quran buatan Makkah, cinderamata Kakek saya dari Tanah Suci, saya memulai belajar membaca dengan Surat Al fatihah. Alhamdulillah karena sudah lulus tes dengan Juz Amma maka saya pun dengan lancar mulai menari dengan membaca Surat Al Fatihah, kemudian lanjut ke surat Al Baqarah. Hari demi hari saya belajar dengan Bapak saya, dengan target minimal satu hari satu lembar yang harus saya baca. 

Umur saya waktu itu sekitar 8 tahun, Alhamdulillah saya sudah bisa sedikit demi sedikit membaca Al Quran. Selain di Rumah pengajaran Al Quran diajarkan di Mesjid dan di Madrasah. Saya patut bangga mempunyai Uwak biasa nya kami sebut dengan Wak haji/Pa Haji yang konsisten dengan pendidikan Islam anak-anak sekitar Rumah. Apabila tiba waktunya Bulan Ramadhan, saat itulah kami diberikan tugas oleh Sekolah dengan Buku Ramadhan nya yang berisi capaian target Ibadah yang harus kami ikuti, dari mulai Shalat fardu berjamaah di Mesjid, Kuliah Subuh, Itikaf, Tadarus Siang, Shalat Tarawih dan lain sebagainya. di Madrasah Ini lah dengan pembina anak anak yaitu Uwak haji tadi dengan dibantu beberapa Tokoh Masyarakat dan pemuda mengajarkan serta membina kami para anak-anak kecil. berawal dari bacaan dan tata cara Shalat, Hafalan Surat surat pendek, bacaan doa, dan lain sebagainya. 

Tata cara serta hasil pembelajaran tentang Islam di Rumah, Mesjid maupun Madrasah masih melekat erat di ingatan saya meskipun saya sekarang sudah menginjak di umur 29 tahun, karena memang usia emas ada di sekitar umur 5-12 tahun.  Saya mengenal bacaan serta tatacara Shalat berawal dari mesjid ketika umur saya 8-9 tahun , saya hafal sedikit Surat-surat pendek berawal dari mesjid,   saya tahu sejarah tentang keperkasaan Khalid Bin walid, kejayaan islam nya Umar Bin abdulAziz  berawal dari madrasah ketika saya menginjak umur 9-12 tahun, dan sampai sekarang semua ingatan dan keteguhan tentang Islam masih melekat erat di Dada saya. 

fakta berbicara bertahun-tahun kita  belajar sampai mendapatkan gelar tertinggi di institusi Formal buatan pemerintah yang mengaku Mayoritas penduduk nya Islam, tapi kita tidak mendapatkan cukup materi pembelajaran tentang Islam. Di Sekolah Menengah Atas Negeri, kita hanya mendapatkan materi pembelajaran Islam Kurang lebih Hanya 2 Jam seminggu, itu pun kalau gurunya tidak berhalangan.  Sedangkan diluar sana kita mendapatkan godaan Syaitan yang tidak sedikit misalkan Rokok, Ganja, Obat obatan terlarang, Minuman keras, VCD Porno, dan lain sebagainya.
Dengan adanya pengalaman yang saya alami selama masa kecil saya, saya bermimpi bisa berpartisipasi sedikit atau besar untuk perubahan Bangsa. Ingin rasanya ikut ambil bagian membesarkan generasi muda kita menjadi generasi yang cemerlang, yang cerdas, yang Jujur, dan yang selalu mengamalkan dan menjunjung tinggi nilai Islam. Generasi muda yang mempunyai benteng terhadap Fitnah Dunia, yang selalu waspada akan godaan Syaitan.  Sudah banyak pendahulu kita seperti sosok bapak kita, Ibu kita dan sosok uwak haji mengabdikan dirinya untuk kemajuan kita hari ini, dan saat ini adalah bagian kita mengabdikan diri untuk generasi yang akan menggantikan kita dimasa yang akan datang, Karena saya yakin kita hidup di dunia hanya sementara dan ujung dari segalanya adalah Mati (Akhirat).   

 By Ranz182

Rabu, 19 Juni 2013

Back to HOME 

Al Quran: Keutamaan, kedudukan dan posisinya sebagai sumber syariat Islam.


Alquran adalah firman Allah. Muncul dari zat-Nya dalam bentuk perkataan yang tidak dapat digambarkan. Diturunkan kepada Rasul-Nya dalam bentuk wahyu. Orang-orang mukmin mengimaninya dengan keimanan yang sebenar-benarnya. Mereka beriman tanpa keraguan, bahwa Alquran adalah firman Allah dengan sebenarnya. Bukan ciptaan-Nya, seperti layaknya perkataan makhluk, barang siapa mendengarnya dan menganggap sebagai perkataan manusia, maka ia telah kafir. 
Allah swt. memberikan sifat kepadanya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: "Dan sesungguhnya Alquran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Alquran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji". (Fushshilat: 41-42) Di dalam ayat yang lain Allah juga mensifatinya dengan firman-Nya: "(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu". (Huud: 1).
Sungguh ayat-ayat Alquran ini sangat cermat dan teliti, jelas dan terperinci, yang telah ditetapkan oleh yang Maha Bijaksana, dan yang telah diuraikan oleh yang Maha Tahu. Kitab ini akan terus menjadi mukjizat dari segi keindahan bahasa, syariat, ilmu pengetahuan, sejarah dan lain sebagainya. Sampai Allah mengambil kembali bumi dan yang ada di dalamnya, tidak akan terdapat sedikitpun penyelewengan dan perobahan terhadapnya, sebagai bukti akan kebenaran firman Allah: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (Al-Hijr: 9). 

Dunia secara keseluruhan belum pernah memperoleh sebuah kitab seperti Al Quran yang mulia ini, yang mencakup segala kebaikan, dan memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus, serta mencakup semua hal yang akan membahagiakan manusia. Allah berfirman: "Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar". (Al-Israa,: 9). 
Alquran ini diturunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad saw. untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan, menuju cahaya. Allah berfirman: "(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (Ibrahim: 1).
Dengan Alquran, Allah telah membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang lalai. Bila dibaca dengan benar, dipahami setiap surat dan ayat-ayatnya, dipahami secara mendalam setiap kalimat dan kata-katanya, tidak keluar dari batas-batasnya, melaksanakan perintah-perintah yang ada di dalamnya, menjauhi larangan-larangan, berakhlak dengan apa yang disyariatkan, dan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai terhadap dirinya, keluarga dan masyarakatnya, maka akan menjadikan umat Islam merasa aman, tenteram dan bahagia di dunia dan akhirat. Allah berfirman: "Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya". (Al-Baqarah: 121). 
Back to HOME

 Pendidikan Islam dan Etika Moral

Islam adalah agama yang oleh umatnya diyakini mengandung seperangkat nilai dasar untuk menuntun kehidupan manusia guna mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai ajaran agama yang utuh dan lengkap, Islam tidak sekedar memberi atensi terhadap satu dimensi kehidupan, katakanlah jasmani semata tapi juga menekankan aspek rohani. Keduanya harus berada pada suatu keseimbangan (QS.al-Qashash (28):27).

Dari perspektif tersebut, maka Islam senantiasa memberi tempat bagi penghayatan keagamaan yang bersifat eksoteris (zhahir, lahiriyah) maupun esoterik (bathiniyah) sekaligus dengan tetap berpijak pada orbit keseimbangan. Artinya sikap ekstrimitas terhadap salah satu aspek semata bisa menimbulkan kepincangan dan menyalahi prinsip keseimbangan dimaksud.

Kendati demikian, pada kenyataannya prilaku penghayatan keagamaan umat Islam terbagi dua kelompok, yang satu menitik beratkan penghayatan keagamaan pada ketentuan-ketentuan luar (al-Ahkam al-Zhawair, yakni segi-segi lahiriah) dan satu kelompok lain, lebih menitik beratkan pada ketentuan “dalam” atau segi batiniyah.

Pendidikan mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan diakui sebagai kekuatan yang juga dapat membantu manusia mencapai kemegahan dan kemajuan peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi.